Selasa, 25 Desember 2012

MODEL KEPERAWATAN TIM


METODE TIM
Pengertian
Metode tim merupakan metode pemberian asuhan keperawatan, yaitu seorang perawat profesional memimpin sekelompok tenaga keperawatan dalam memberikan asuhan keperawatan pada sekelompok klien melalui upaya kooperatif dan kolaboratif (Douglas, 1992).

Gambaran
Metode tim didasarkan pada keyakinan bahwa setiap anggota kelompok mempunyai kontribusi dalam merencanakan dan memberikan asuhan keperawatan sehingga pada perawat timbul motivasi dan rasa tanggung jawab yang tinggi. Dengan demikian, diharapkan mutu asuhan keperawatab meningkat. Pelaksanaan metode tim harus berdasarkan konsep berikut:
1.      Ketua Tim, sebagai perawat profesional harus mampu menggunakan berbagai teknik kepemimpinan. Ketua tim harus dapat membuat keputusan tentang prioritas perencanaan, supervisi, dan evaluasi asuhan keperawatan. Pelaksanaan konsep tim sangat tergantung pada filosofi ketua tim, yakni apakah berorientasi pada tugas atau pada klien. Tanggung jawab ketua tim adalah:
a.    Mengkaji setiap klien dan menetapkan rencana asuhan keperawatan.
b.    Mengoordinasikan rencana asuhan keperawatan dengan tindakan medis
c.    Membagi tugas yang harus dilaksanakan oleh setiap anggota kelompok dan memberikan bimbingan melalui konferensi
d.    Mengevaluasi pemberian asuhan keperawatan dan hasil yang dicapai serta mendokumentasikannya.
2.      Komunikasi yang efektifpenting agar kontinuitas rencana asuhan keperawatan terjamin. Komunikasi yang terbukka dapat dilakukan melalui berbagai cara, terutama melalui rencana asuhan keperawatan tertulis yang merupakan pedoman pelaksanaan asuhan, supervisi, dan evaluasi.
3.      Anggota tim harus menghargai kepemimpinan ketua tim. Ketua tim membantu anggotanya untuk memahami dan melakukan tugas sesuai dengan kemampuan mereka.
4.      Peran kepala ruangan penting dalam metode tim, metode tim akan berhasil baik, apabila didukung oleh kepala ruangan. Untuk itu, kepala ruangan diharapkan telah:
a.    Menetapkan standar kinerja yang diharapkan dari staf
b.    Membantu staf menetapkan sasaran dari unit/ruangan
c.    Memberi kesempatan kepada ketua tim untuk pengembangankepemimpinan
d.    Mengorentasikan tenaga yang baru tentang fungsi metode tim keperaawatan
e.    Menjadi narasumber bagi ketua tim
f.     Mendorong staf untuk meningkatkan kemampuan melalui riset keperawatan
g.    Menciptakan iklim komunikasi yang terbuka.

Kelebihan:
a.    Memfasilitasi pelayanan keperawatan yang komprehensif dan holistik.
b.    Memungkinkan pencapaian proses keperawatan
c.    Konflik atau perbedaan pendapat antar staf daapt ditekan melalui rapat tim, cara
ini efektif untuk belajar.
d.    Memberi kepuasan anggota tim dalam hubungan interpersonal
e.    Memungkinkan menyatukan kemampuan anggota tim yang berbeda-beda dengan aman dan efektif.
f.     Peningkatan kerjasama dan komunikasi di antara anggota tim menghasilkan sikap moral yang tinggi, memperbaiki fungsi staf secara keseluruhan, memberikan anggota tim perasaan bahwa ia mempunyai kontribusi terhadap hasil asuhan keperawatan yang diberika.
g.    Menghasilkan kualitas asuhan keperawatan yang dapat dipertanggung jawabkan
h.    Metode ini memotivasi perawat untuk selalu bersama klien selama bertugas
i.      Memberikan kepuasan pada pasien & perawat
j.      Produktif karena kerjasama, komunikasi dan moral

Kekurangan:
a.    Ketua tim menghabiskan banyak waktu untuk koordinasi dan supervisi anggota tim dan harus mempunyai keterampilan yang tinggi baik perawat pemimpin maupun perawat klinik
b.    Keperawatan tim menimbulkan fragmentasi keperawatan bila konsepnya tidak diimplementasikan dengan total.
c.    Rapat tim memerlukan waktu sehingga pada situasi sibuk rapat tim ditiadakan atau terburu-buru sehingga dapat mengakibatkan komunikasi dan koordinasi antar anggota tim terganggu sehingga kelancaran tugas terhambat.
d.    Perawat yang belum terampil dan belum berpengalaman selalu tergantung atau berlindung kepada anggota tim yang mampu atau ketua tim.
e.    Akontabilitas dalam tim kabur.
f.     Tidak efektif bila pengaturan tidak baik
g.    Membutuhkan banyak kerjasama dan komunikasi
h.    Membingungkan bila komposisi tim sering dirubah.




METODE MODULAR
Pengertian:
Yaitu pengorganisasian pelayanan/asuhan keperawatan yang dilakukan oleh perawat profesional dan non profesional (trampil) untuk sekelompok klien dari mulai masuk rumah sakit sampai pulang disebut tanggung jawab total atau keseluruhan. Untuk metode ini diperlukan perawat yang berpengetahuan, terampil dan memiliki kemampuan kepemimpinan. Idealnya 2-3 perawat untuk 8-12 orang klien (Magargal, 1987). Hal ini tentu saja dengan suatu persyaratan peralatan yang di butuhkan dalam perawatan cukup memadai.

Gambaran:
Metode ini adalah suatu variasi dan metode keperawatan primer. Metode keperawatan modular memiliki kesamaan baik dengan metode keperawatan tim maupun metode keperawatan primer (Gillies, 1994). Sekalipun dalam memberikan asuhan keperawatan dengan menggunakan metode ini dilakukan oleh dua hingga tiga perawat, tanggung jawab paling besar tetap ada pada perawat professional. Perawat professional memiliki kewajiban untuk memimbing dan melatih non professional. Apabila perawat professional sebagai ketua tim dalam keperawatan modular ini tidak masuk, tugas dan tanggung jawab dapat digantikan oleh perawat professional lainnya yang berperan sebagai ketua tim. Metode ini sama dengan metode keperawatan tim karena baik perawat professional maupun non professional bekerja sama dalam memberikan asuhan keperawatan dibawah kepemimpinan seorang perawat professional. Disamping ini, dikatakan memiliki kesamaan dengan metode keperawatan primer karena dua atau tiga orang perawat bertanggung jawab atas sekelompok kecil pasien sejak masuk dalam perawatan hingga pulang, bahkan sampai dengan waktu follow up care. Peran perawat kepala ruangan (nurse unit manager) diarahkan dalam hal membuat jadwal dinas dengan mempertimbangkan kecocokan anggota dalam bekerja sama, dan berperan sebagai fasilitator, pembimbing secara motivator

Kelebihan:
a.    Memfasilitasi pelayanan keperawatan yang komprehensif dan holistik dengan pertanggungjawaban yang jelas.
b.    Memungkinkan pencapaian proses keperawatan
c.    Konflik atau perbedaan pendapat antar staf daapt ditekan melalui rapat tim, cara
ini efektif untuk belajar.
d.    Memberi kepuasan anggota tim dalam hubungan interpersonal
e.    Memungkinkan menyatukan kemampuan anggota tim yang berbeda-beda dengan aman dan efektif.
f.     Produktif karena kerjasama, komunikasi dan moral
g.    Model praktek keperawatan profesional dapat dilakukan atau diterapkan.
h.    Memberikan kepuasan kerja bagi perawat
i.      Memberikan kepuasan bagi klien dan keluarga yang menerima asuhan keperawatan
j.      Lebih mencerminkan otonomi
k.    Menurunkan dana perawatan

Kelemahan:
a.    Beban kerja tinggi terutama jika jumlah klien banyak sehingga tugas rutin yang sederhana terlewatkan.
b.    Pendelegasian perawatan klien hanya sebagian selama perawat penanggung jawab klien bertugas
c.    Hanya dapat dilakukan oleh perawat profesional
d.    Biaya relatif lebih tinggi dibandingkan metode lain karena lebih banyak menggunakan perawat profesional.
e.    Perawat harus mampu mengimbangi kemajuan teknologi kesehatan/kedokteran
f.     Perawat anggota dapat merasa kehilangan kewenangan
g.    Masalah komunikasi


METODE ALOKASI PASIEN
Pengertian:
Yaitu pengorganisasian pelayanan/asuhan keperawatan untuk satu atau beberapa klien oleh satu orang perawat pada saat bertugas/jaga selama periode waktu tertentu atau sampai klien pulang. Kepala ruangan bertanggung jawab dalam pembagian tugas dan menerima semua laporan tentang pelayanan keperawatan klien.

Kelebihan:
a.       Fokus keperawatan sesuai dengan kebutuhan klien.
b.      Memberikan kesempatan untuk melakukan keperawatan yang komprehensif.
c.       Memotivasi perawat untuk selalu bersama kien selama bertugas, non keperawatan dapat dilakukan oleh yang bukan perawat.
d.      Mendukung penerapan proses keperawatan.
e.      Kepuasan tugas secara keseluruhan dapat dicapai.

Kekurangan:
a.       Beban kerja tinggi terutama jika jumlah klien banyak sehingga tugas rutin yang
sederhana terlewatkan.
b.   Pendelegasian perawatan klien hanya sebagian selama perawat penanggung
jawab klien bertugas.

TEGAR GALIE PREHATINI

KEPERAWATAN PROFESIONAL
METODE ASUHAN KEPERAWATAN
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar