Selasa, 25 Desember 2012

APENDIKSITIS (CONTOH KASUS DAN LAPORAN KASUS)


CONTOH KASUS APENDIKSITIS
(OLEH: TEGAR GALIE PREHATINI)

            Seorang bernama Sdr. Dian datang ke RSUD Dr. Koesma Tuban pada hari sabtu tanggal 1 Desember 2012, dibawa ke IGD RSUD Dr. Koesma Tuban  dan mendapat No. Register 112. Dan dirujuk ke Ruang Bougenfil. Sdr Dian berusia 19 tahun, dengan pendidikan terahir SLTA. Beralamat di Desa Cepoko Rejo Kecamatan Palang, seorang Mahasiswa. Suku Jawa. Mengeluhan nyeri perut bawah kanan sejak dua hari sebelum masuk rumah sakit.  Nyeri dirasakan secara terus menerus dan dirasa semakin berat sejak 1 hari sebelum masuk rumah sakit, nyeri semakin bertambah jika dibuat berjalan. Pasien tidak BAB selama 2 hari dengan BAK normal. Pola makan pasien tidak teratur dan jarang mengkonsumsi makanan yang mengandung serat, nafsu makan menurun disertai mual. Keadaan umum pasien benar-benar terlihat sakit, demam. Diagnostik medis pasien apendiksitis.
Pemeriksaan fisiknya TD 130/80 mmHg, pernafasan 20x/menit, nadi 90x/menit, dan suhu 38,10C.
PARAMETER
HASIL PEMERIKSAAN
NILAI  NORMAL
Hemoglobin Rutin


HB
13,7
L 13,4-17,1 g/dl
Laju Endap Darah
0
L 0-15mm/jam
PCV
40,3
L 40-54%
Eritrosit
5.190.000
L 4-6jt/cmm
Hitung Jumlah Sel
-/-/-/90/9/1
0-3/0-1/50-70/20-40/4-10
Leokisit
18.000
4.000-11.000/cmm
Immunologi


Hbs Ag
Negatif
Negatif
Hati


SGOT
22
L 37 u/L
SGPT
11
L 42u/L
Ginjal


BUN
12,4
6-20 mg/dl
Kreatinin
1,17
L 0,6-0,1 mg/dl
Glukosa


Glukosa Darah Sewa
92
140mg/dl
Faal Hemostasis


APTT
28,5
27,4-39,3
PPT
14,1
11,3-14,7 detik




LAPORAN KASUS
ASUHAN KEPEPERAWATAN PADA PASIEN Sdr. “D”
DENGAN PENYAKIT GASTRITIS
1.      PENGKAJIAN
Tanggal Pengkajian                       : 1 Desember 2012
Pukul                                             : 11.00 WIB
1.1.   Biodata
Nama                         : Sdr. “D”
Jenis Kelamin             : Laki-laki
Usia                            : 20 tahun
Alamat                       : Desa Cepoko Rejo Kec. Palang Kab. Tuban
Agama                       : Islam
Suku/Bangsa              : Jawa/Indonesia
Pendidikan                 : SMA
Pekerjaan                   : Mahasiswa
Status                         : Belum Menikah
Tanggal MRS             : 1 Desember 2012
No. Register               : 112
Diagnosa Madis         : Apendiksitis

1.2.   Status Kesehatan
1.2.1.      Alasan MRS
Pasien mmengalami nyeri pada perut bawah kanan atau pada area epigastrik sejak dua hari sebelum masuk rumah sakit. Nyeri dirasakan secara terus menerus dan dirasa semakin berat sejak satu hari sebelum masuk rumah sakit, nyeri semakin bertambah jika dibuat berjalan.

1.2.2.      Keluhan Utama
Pasien mengeluh nyeri pada perut bawah kanan (Right Lower Quadrant).
 
1.2.3.      Riwayat kesehatan Sekarang
Pasien mengatakan nyeri perut bagian bawah kanan sejak dua hari sebelum masuk RS, nyeri dirasakan secara terus menerus dan dirasa semakin berat sejak 1 hari sebelum masuk rumah sakit. Nyeri dirasakan semakin bertambah jika dibuat jalan. Tidak bisa BAB selama 2 hari tapi BAK seperti biasa. Merasa mual dan nafsu makan menurun. Kualitas nyeri degan skala 6-7 (nyeri berat).

1.2.4.      Riwayat Kesehatan Dahulu
Pasien mengatakan tidak pernah masuk Rumah Sakit sebelumnya, hanya sakit ringan seperti sakit kepala, pilek, dan batuk jika cuacanya tidak mendukung.

1.2.5.      Riwayat Penyakit Keluarga
Keluarga mengatakan tidak mempunyai penyakit apendiksitis atau usus buntu.

1.2.6.      Riwayat Pembedahan
Pasien mengatakan tidak pernah menjalani operasi pembedahan.

2.      POLA FUNGSI KESEHATAN
2.1.   Pola Persepsi terhadap Kesehatan dan Penyakit
Klien mengatakan mengetahui tentang keadaan kesehatannya dan ingin sembuh dari penyakit yang dideritanya.
 2.2.   Pola Nutrisi – Metabolisme
Sebelum dirawat di Rumah Sakit pasien jarang mengkonsumsi buah dan sayur. Makan tidak teratur, nafsu makan kurang baik. Dan beberapa hari sebelum masuk rumah sakit pasien merasa mual.
Selama dirawat di Rumah Sakit pasien puasa sebelum dilakukan tindakan pembedahan.
2.3.   Pola Eliminasi 
Pasien tidak BAB selama 2 hari sebelum masuk Rumah Sakit dan BAK secara normal.
Setelah masuk Rumah Sakit  pasien belum BAB, dengan BAK 3 kali sehari.
2.4.   Pola Istirahat dan Tidur
Sebelum masuk Rumah sakit pasien tidur 7-8 jam per hari. Pasien hampir tidak pernah tidur siang.
Tapi setelah masuk Rumah Sakit pasien hanya tidur 4-5 jam per hari, dan sering terbangun dimalam hari karena nyeri yang dialami sangat menggangu.
2.5.   Pola Kognitif dan Perseptual
Pasien dapat berkomunikasi dengan baik terhadap orang-orang disekitarnya. Pasien mampu menjawab semua pertanyaan dari perawat maupun dari orang-orang sekitarnya dengan baik.
2.6.   Pola Persepsi dan Konsep Diri
Pasien selalu mengeluh nyeri perut pada bagian kanan bawah (Right Lower Quadrant).
2.7.   Pola Hubungan dan Peran
Pasien berkomunikasi menggunakan Bahasa Jawa dan berbicara dengan normal. Mampu berorientasi terhadap orang, waktu, dan tempat dengan baik.
Hubungan dengan keluarga baik, terlihat dengan adanya keluarga yang menemaninya di Rumah Sakit. Hubungan pasien dengan tim medis maupun perawat baik dan kooperatif. Namun terdapat keterbatasan gerak yang mengakibatkan pasien tidak mampu melakukan perannya dalam keluarga dan masyarakat.
2.8.   Pola Aktivitas
Sebelum masuk Rumah Sakit klien mengatakan selalu berolah raga sepak bola disetiap sorenya dan sering bersepeda.
Setelah masuk Rumah Sakit pasien terlihat lemas (Malaise) dan hanya berbaring di tempat tidur karena nyeri pada perut kanan bawah (Right Lower Quadrant).
2.9.   Kebersihan Diri
Sebelum dirawat di Rumah Sakit pasien mandi 2 kali sehari, keramas tiga kali seminggu, dengan gosok gigi 2 kali sehari. Dan ganti pakaian selama 2 kali sehari, semua dilakukan secara mandiri.
Selama dirawat di Rumah Sakit pasien belum pernah mandi, gosok gigi, ataupun keramas.
2.10. Pola Koping dan Toleransi Strees
Adanya kecemasan atau ansietas karena nyeri yang dirasakan dan ansietas terhadap respon pembedahan.
2.11.     Pola Keyakinan dan Nilai
Sebelum masuk Rumah Sakit pasien rajin beribadah bersama keluarga.
Setelah dirawat di Rumah Sakit paasien tidak sholat karena nyeri pada perut jika dipakai untuk bergerak.

3.      PEMERIKSAAN FISIK
            Keadaan Umum          : Composmentis (sadar), pasien terlihat pucat, lemah (malaise).                                                  Pasien terpasang infus RL dengan 20 tetes/menit.
 G C S                                     : E = 4, V = 5 & M = 6.

3.1.   Tanda-tanda vital
TD     : 130/80mmHg
N       : 90x/menit
RR    : 20x/menit
S        : 38,10 C
 
3.2.   Body System
3.2.1.      Pernafasan (B1: Breating)
a.         Hidung     : bentuk simetris, tidak terdapat cuping hidung.
b.        Trachea     : Tachipnea, pernapasan dangkal.
c.         Leher        : tidak terdapat benjolan, lesi atau bengkak
d.        Dada         : bentuk normal dengan gerak simetris
3.2.2.      Cardiovaskuler (B1: Bleeding)
Takikardi, pucat, edema
3.2.3.      Persyarafan (B3 Brain)
Kesadaran pasien Composmentis, dengan hasil GCS, yaitu E = 4, V = 5, 
M = 6. Pada kelapa tidak terdapat benjolan. Pupil mata isokor. Tidak terdapat pembesaran kelenjar tiroid.

3.2.4.      Muskuloskeletal (B4 : Bone)
Kemampuan pergerakan sendi pasien bebas, Akral hangat,  turgor cukup, warna kulit pucat, demam. Tidak ada kelainan pada extremitas atas maupun bawah. Tidak terdapat parase, parelise ataupun hemoparase.

3.2.5.      Pencernaan (B5: Bowel)
Bibir                : pucat              
Mulut               : mukosa mulut kering
Abdomen        : terdapat nyeri tekan dan bising usus
BAB                : belum BAB
BAK                : Normal

3.2.6.      Integumen
a.       Warna kulit pasien pucat
b.      Akral hangat, turgor cukup.
c.       Produksi urin 100ml/hari dengan frekuensi 3 kali sehari.
 

4.      PEMERIKSAAN PENUNJANG
4.1.   Pemeriksaan Laboratorium

PARAMETER
HASIL PEMERIKSAAN
NILAI NORMAL
Hemoglobin Rutin


HB
13,7
L 13,4-17,1 g/dl
Laju Endap Darah
0
L 0-15mm/jam
PCV
40,3
L 40-54%
Eritrosit
5.190.000
L 4-6jt/cmm
Hitung Jumlah Sel
-/-/-/90/9/1
0-3/0-1/50-70/20-40/4-10
Leokisit
18.000
4.000-11.000/cmm
Immunologi


Hbs Ag
Negatif
Negatif
Hati


SGOT
22
L 37 u/L
SGPT
11
L 42u/L
Ginjal


BUN
12,4
6-20 mg/dl
Kreatinin
1,17
L 0,6-0,1 mg/dl
Glukosa


Glukosa Darah Sewa
92
140mg/dl
Faal Hemostasis


APTT
28,5
27,4-39,3
PPT
14,1
11,3-14,7 detik

4.2.   Pemeriksaan Radiologi
Terjadi peritonitis, dan terdapat:
a.       Adanya fluid yang disebabkan karena adanya udara dan cairan.
b.      Terdapat fecolit atau sumbatan.
c.       Ditemukan adanya udara bebas dalam diafragma.

5.      PENATALAKSANAAN
Sebelum tindakan operasi (pre operasi)
a.       Pemasangan kateter untuk kontrol produksi urin
b.      Antibiotik dengan spectrum luas, dosis tinggi dan diberikan secara intravena
c.       Analgestik
d.      Bila demam, harus diturunkan sebelum anastesi.
e.       IV cairan Infus RL 500ml dengan 20 tetes/menit.

6.      ANALISIS DATA
DATA
ETIOLOGI
MASALAH
Data Subjektif:
Pasien mengatakan nyeri pada perut bagian bawah kanan (Right Lower Quadrant), Nyeri dirasakan semakin bertambah jika dibuat jalan. Kualitas nyeri degan skala 6-7 (nyeri berat).

Data Objektif:
Pasien nampak memegangi perutnya untuk menahan nyeri, pasien nampak lemah. nyeri tekan titik MC Burney Nyeri.
TTV:
TD : 130/80mmHg
S    : 38,10C
N   : 90x/menit
RR: 20x/menit
Distensi jaringan usus oleh inflamasi
Gangguan rasa nyaman (nyeri)
Data Subjektif:
Pasien mengeluh mual dan muntah.

Data Objektif:
Pasien demam, pasien terpasang infus,
Hasil TTV
TD : 130/80mmHg
S    : 38,10C
N   : 90x/menit
RR: 20x/menit
Intake cairan yang tidak adekuat
Resiko tinggi kekurangan volume cairan

7.      DIAGNOSIS KEPERAWATAN
7.1.   Nyeri abdomen berhubungan dengan obstruksi dan peradangan appendik.
7.2.   Resiko tinggi kekurangan volume cairan berhubungan dengan kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan muntah pre operasi.

8.      INTERVENSI
8.1.    Nyeri abdomen berhubungan dengan obstruksi dan peradangan appendik.
Tujuan:
Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 2x24 jam tingkat kenyamanan klien meningkat dan nyeri terkontrol.
Kriteria hasil:
a.       Klien melaporkan nyeri berkurang sampai hilang
b.      Klien terlihat tenang dan mampu beristirahat
c.       Tanda-tanda vital dalam batas normal
Rencana tindakan:
Tindakan/Intervensi
Rasional
Observasi tanda – tanda vital, suhu, nadi, pernafasan dan tekanan darah.
mengetahui keadaan umum pasien
Kaji nyeri, catat lokasi, karakteristik, beratnya (0 – 10), selidiki dan laporkan perubahan nyeri dengan cepat
Berguna dalam pengawasan keefektifan obat, kemajuan penyembuhan. Perubahan pada karakteristik nyeri menunjukkan terjadinya abses/peritonitis, memerlukan upaya evaluasi medik dan intervensi
Pertahankan istirahat dengan posisi semi-fowler
Gravitasi melokalisasi eksudat inflamasi dalam abdomen bawah atau pelvis, menghilangkan tegangan abdomen yang bertambah dengan posisi telentang.
Berikan lingkungan yang tenang dan kurangi rangsangan stres
Meningkatkan istirahat
Ajarkan teknik nafas dalam bila rasa nyeri datang
Teknik nafas dalam menurunkan konsumsi abdomen akan O2, menurunkan frekuensi pernafasan, frekuensi jantung dan ketegangan otot yang menghentikan siklus nyeri.
Kolaborasi dengan pemberian analgetik sesuai indikasi

Menghilangkan nyeri, mempermudah kerjasama dengan intervensi lain, contoh ambulasi, batuk.




8.2.   Resiko tinggi kekurangan volume cairan berhubungan dengan kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan muntah pre operasi.
Tujuan            :
Mempertahankan keseimbangan cairan

Kriteria Hasil :
a.       Mempertahankan keseimbangan cairan dibuktikan dengan kelembaban membran mukosa,
b.      Turgor kulit baik,
c.       Tanda vital stabil,
d.      Secara individual haluaran urine adekuat.

Tindakan/Intervensi
Rasional
Awasi Tekanan Darah (TD) dan nadi
Tanda yang membantu mengidentifikasi fluktuasi volume intravaskuler
Lihat membran mukosa, kaji turgor kulit dan pengisian kapiler
Indikator keadekuatan sirkulasi perifer dan hidrasi seluler
Awasi masukan dan haluan, catat warna urine/konsentrasi, berat jenis
Penurunan haluan urine pekat dengan peningkatan berat jenis diduga dehidrasi/kebutuhan peningkatan cairan.
Auskultasi bising usus. Catat kelancaran flaktus, gerakan usus.
Indikator kembalinya peristatik, kesiapan untuk pemasukan oral
Berikan sejumlah kecil minuman jernih bila pemasukan oral dimulai, dan dilanjutkan dengan diet sesuai toleransi
Menurunkan iritasi gaster/muntah untuk menimimalkan kehilangan cairan
Berikan perawatan mulut sering dengan perhatian khusus pada perlindungan bibir
Menghindari adanya dehidrasi yang dapat mengakibatkan bibir dan mulut kering dan pecah-pecah
Berikan cairan IV dan elektrolit
Peritonium bereaksi terhadap iritasi/infeksi dengan menghasilkan sejumlah besar cairan yang dapat menurunkan volume sirkulasi darah, mengakibatkan hipovolemia. Dehidrasi dan dapat terjadi ketidakseimbangan elektrolit.


9.      IMPLEMENTASI
Sabtu, 01 Desember 2012
WAKTU
IMPLEMENTASI
RESPON
PARAF
12.15 WIB
1.      Observasi TTV (Tekanan Darah, Nadi, Suhu, Pernafasan)
2.      Kaji tentang kualitas, intensitas dan penyebaran nyeri.

1.      TD: 130/80mmHg
S    : 38,10C
N   : 90x/menit
RR: 20x/menit

2.      Skala nyeri pasien (6-7), pasien meringis, memegangi perut.
Tegar GP
12.20 WIB
Beri penjelasan tentang sebab dan akibat nyeri dan tindakan keperawatan yang akan dilakukan
Pasien dan keluarga menerti tentang penyebaran nyeri yang dialami. Dan mengetahui penyebab nyerinya.
Tegar GP
12.30 WIB
Berikan posisi nyaman untuk pasien dan pertahan kenyamanan untuk meningkatkan kualitas tidur pasien
Pasien melakukan intruksi yang dianjurkan perawat dengan mempertahankan posisi semi Fowler.
Tegar GP
14.00 WIB
Ajarkan teknik nafas dalam bila rasa nyeri datang
Pasien mengikuti intruksi yang diajarkan perawat.
Tegar GP
16.00 WIB
Kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian
Infus RL 20tetes/menit
Cefotaxin 2x1gr
Pasien mematuhi terapi obat yang diresepkan dokter.
Tegar GP

10.  EVALUASI
Minggu, 02 Desember 2012
S        : Klien mengatakan nyeri sedikit berkurang (4-5) nyeri sedang. Pasien dapat tidur, meskipun terbangun lagi karena adanya nyeri.
O        : Pasien tampak gelisah dan takut dengan tindakan pembedahan, tangan pasien terpasang infus RL dengan 20tetes/menit. Posisi pasien Semi-Fowler.
A        : Masalah belum teratasi, tindak
P        : Intervensi dilanjutkan, pasien dibawa ke Ruang Operasi untuk dilakukan operasi Appendiktomy.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar