Rabu, 26 Desember 2012

KOMUNIKASI DALAM KEPERAWTAN (KOMUNIKASI PADA KLIEN PREOPERATIF)


KOMUNIKASI DALAM KEPERAWATAN

 (Komunikasi Pada Klien Preoperatif)

1.       R         (sebagai dokter)
2.       S          (sebagai Ibu Pasien)
3.       S          (sebagai Pasien)
4.       S          (sebagai Perawat 2)
5.       T          (sebagai Perawat 1)
6.       Y          (sebagai Perawat 3)
7.       Z           (sebagai Bidan desa)

Seorang wanita bernama Ny. Mona berumur 37 tahun, yang sedang mengandung anak pertama dengan usia kandungan menginjak usia 9 bulan.

Disuatu hari  Ny. Mona yang ditemani Ibunya, Ibu Tita seperti biasa melakkan kontrol rutin ke bidan desa yang bernama Bidan Nisa, karena suaminya sedang bertugas diluar kota.
Ny. Mona            : “Selamat Pagi Bu Bidan”
Bidan                     : “Pagi juga, bagaimana keadaan Ibu?”
Ny. Mona            : “Alhamdulillah baik Bu, tapi ini kok rasanya mules ya Bu!”
Bidan                     : “Baiklah Bu Mona, mari masuk ke ruang periksa”

Sementara Ny. Mona diperiksa, Ibu Tita menunggu diruang tunggu. Dan bidan memeriksa keadaan perut Ny. Mona. Namun saat pemeriksaan bidan mengatahui bahwa posisi bayi Ny. Mona sungsang (tidak normal).
Bidan                         : “Ibu, kemungkinan tidak bisa melahirkan dengan normal karena posisi bayi dalam kandungan ibu sungsang, yang seharusnya posisi kepala berada di bawah, namun posisi kepala bayi ibu berada diatas.”
Ny. Mona                : “Owh begitu ya Bu Bidan, lalu apa yang harus saya lakukan sekarang?”
Bidan                         : “Ibu akan saya buatkan surat rujukan ke Rumah Sakit nanti Ibu akan melahirkan disana.”
Ny. Mona                : “Apa saya tidak bisa melahirkan disini saja Bu?”
Bidan                         : “Maaf ibu tidak bisa melahirkan di sini, soalnya di sini alatnya kurang memadai”
Ny. Mona                : “Kalau begitu, baiklah Bu. Saya panggil dulu Ibu saya, soalnya suami saya sedang tugas di luar kota.”
Bidan                         : “Owh iya bu, saya saja yang panggilkan.” (Bidan memanggil Ibu Tita)

Di dalam ruangan Bidan menjelaskan kepada Ibu Tita tentang keadaan Ny. Mona.

Ny. Tita                     : “Ini kenapa nak, kok saya dipanggil?”
Ny. Mona                : “Ini lho Bu, saya disarankan oleh Bidan untuk melahirkan di Rumah Sakit. Bagaimana Bu?”
Bidan                         : “Begini lho bu, posisi bayi yang ada di dalam kandungan Ny. Mona ternyata sungsang, posisi yang seharusnya posisi kepala berada di bawah tetapi pada bayi Ny. Mona ini kepalanya berada di atas, jadinya ya tidak bisa dilahirkan secara normal, dan harus dilahirkan secara sesar. Oleh karena itu tidak bisa dilahirkan di sini dan harus di Rumah Sakit.”
Ny. Tita                     :”Owh ya sudah kalau begitu, ayo ke Rumah Sakit saja.”

Ny. Mona beserta Ny. Tita menuju ke Rumah Sakit dengan diantar oleh Bidan Nisa. Sesampainya di rumah sakit, Ny. Mona langsung dibawa keruang UGD dan disana ada perawat yang bernama Titin.

Perawat 1(Titin)    : “Selamat siang Ibu”
Ny. Tita                     : “Siang suster, tolong anak saya.”
Perawat 1                : “Iya ibu ini ada apa?”
Ny. Tita                     : “Kata Bu Bidan disuruh rujuk di sini, soalnya anak saya tidak memungkinkan untuk melahirkan di Bidan Desa karena posisi bayi anak saya sungsang.”

Di Ruang UGD perawat yang bernama Titin mendapatkan data sebagai berkut:

Nama : Ny. Mona
Umur : 37 Tahun
Alamat : Desa Beji, Kec.Jenu, Kab. Tuban

Setelah itu pasien dipindahkan keruangan atas permintaan keluarga pasien. Kemudian Dokter melakukan pemeriksaan.

Dokter                  : “Selamat sore Ibu.”
Ny. Mona            : “Sore bu Dokter.”
Dokter                  : “Kenapa ini Bu?”
Ny. Mona            : “Ini dok kata Bidan di desa saya, saya disuruh melahirkan disini, soalnya bayi saya sungsang.”
Dokter                  : “Owh begitu, untuk lebih pasti, bagaimana jika dilakukan pemerksaan USG, apakah Ibu setuju?”
Ny. Mona            : “Baik dokter saya setuju.”

Dokter segara melakukan pemeriksaan USG dan di dapatkan hasil bahwa bayi Ny. Mona sungsang jadi dokter memutuskan untuk melakukan operasi sesar besok pagi pukul 10.00. kemudian dokter meminta perawat untuk memberi tahu lebih lanjut kepada pasien dan keluarga. Malam harinya, perawat ke ruangan pasien.

Perawat 2            : “Selamat malam Ibu, perkenalkan saya Perawat Ika, ini dengan Ny. Mona ya?”
Ny. Mona            : “Iya benar sus.”
Perawat 2            : “Bagaimana Bu keadaannya sekarang?”
Ny. Mona            : “Kadang-kadang mules tapi sekarang tidak”.
Perawat 2            : “oh begitu ya bu. Ibu, untuk keselamatan ibu dan calon bayi ibu, dokter memutuskan untuk proses persalinan dilakukan secara cesar.”
Ny. Mona            : “Lho, berarti saya harus dioperasi sus?”
Perawat 2            : “Ya bu, karena posisi bayi ibu tidak memungkinkan melahirkan dengan cara normal.”
Ny. Mona            : “Terus kapan sus, saya dioperasi?”
Perawat 2            : “Besok pagi jam 10.00. Bagaimana ibu?
Ny. Mona            : “Saya takut sus, apa tidak ada cara lain?”
Ny. Mona            : Buk, ini gimana saya takut bu!? (bicara dengan Ibunya)”
Ny. Tita                 : “Udah toh nak, tidak apa-apa, berdoa dan pasrahkan saja agar kamu dan anak kamu selamat.”
Perawat 2            : “Iya bu, ini juga untuk keselamatan ibu dan anak ibu. Apa ibu tidak pingin menggendong, mencium anak ibu?”
Ny. Mona            : “Iya  tapi ini anak saya yang pertama sus, suami saya juga tidak di rumah sekarang, dia lagi dinas.”
Ny. Tita                 : “Wiz toh nak, yakin kalau nantinya pasti akan baik-baik saja. Yang terpenting kamu dan anak kamu selamat walaupun melahirkan secara normal maupun sesar.”
Perawat 2            : “Iya bu, saya mengerti perasaaan ibu, ibu pasti menginginkan ibu dan bayi ibu selamat.”
Ny. Mona            : “Apakah sakit sus?”
Perawat 2            : “Ibu nanti saat dioperasi akan dibius, jadi tidak merasakan apa-apa. Tapi setelah operasi, akan terasa perih dan nyeri diperut ibu.”
Ny. Mona            : “Ya sudah sus, demi keselamatan anak saya, saya setuju saja.
Perawat               : “ Kalau Ibu setuju, silahkan lakukan tanda tangan di surat persetujuan ini bu.”
Ny. Mona            :”baik sus..”(Ny. Mona menandatangani surat tersebut)
Perawat               :”Ibu sekarang istirahat dulu ya,besok pagi ibu mulai puasa”.
Ny. Mona            :”Ya sus saya istirahat dulu”.
Perawat               :”Baik bu saya permisi ya kalau ibu perlu bantuan panggil saya,selamat malam”.
Ny. Mona            :”Malam sus”.

Pagi harinya perawat 2 berkunjung ke kamar pasien jam setengah 7.

Perawat 2            :”Pagi bu,bagaimana keadaanya….?? Apakah ibu sudah siap ?”.
Ny. Mona            :”Sudah sus tapi saya masih merasa takut kalau terjadi apa-apa”.
Perawat 2            :”Ibu gak usah khawatir,tadi malam ibu nyenyak tidak tidurnya?”.
Ny. Mona            :”Saya tidak bisa tidur soalnya kepikiran operasi nanti siang”.
Perawat 2            :”Tenag saja ibu,kami pasti akan melakukan yang terbaik,banyak berdo’a saja supaya persalinan ibu berjalan dengan lancer”.
Ny. Mona            :”Tapi nanti kalau habis operasi perut saya jelek gimana sus karena ada bekasnya?”.
Perawat 2            :”Ibu jangan khawatir kan sekarang sudah banyak salep untuk menghilangkan bekas operasi di perut ibu, nanti pasti dokter memberikan resepnya, jadi ibu pakai itu saja untuk menghilangkan bekas operasi ibu”.
Ny. Mona            :”O begitu ya sus kalau begitu saya percayakan semua pada tim medis,tapi saya masih tetap takut sus…”.
Perawat 2            :”Tenang bu,Ibu yakin saja kalau operasinya akan berjalan dengan lancar,kami akan melakukan tindakan yang terbaik untuk keselamatan Ibu dan calon bayi ibu. Saya tinggal dulu ya bu, nanti ada perawat yang bernama Firda kesini untuk menjemput ibu dan mengantarkan Ibu keruang operasi.

Kemudian waktu sudah menunjukkan pukul 10.00 wib.  Perawat  Firda membawa ibu keruang operasi untuk segera dilakukan tindakan operasi.

Perawat 3(Firda) : Selamat pagi ibu, perkenalkan nama saya Firda, saya akan mengantarkan ibu keruang operasi, gimana ibu bersedia?
Ny. Mona          : “Iya suster saya bersedia.”
Perawat 3         : Kalau begitu langsung saja saya antar ke ruang operasi ya bu.”
Ny. Mona          : Ya sus.”

(Di ruangan operasi)

Dokter                  :”Selamat pagi bu…”.
Ny. Mona            :”Pagi dok”.
Dokter                  :”Bagaimana sudah siap mencium,melihat, dan menggendong anak ibu”?
Ny. Mona            :”Bismillah,sudah dok saya sudah tidak sabar ingin menggendong buah hati saya”.
Dokter                  :”Apakah ibu sudah melakukan puasa seperti yang dikatakan oleh suster?”.
Ny. Mona            :”Sudah dok”.
Dokter                  :”Baik saya akan segera melakukan pembiusan”.
Ny. Mona            :”Baik dok”.

Dokter segera melakukan anastesi dan melakukan operasi. Dan akhirnya persalinan Ny. Mona berjalan dengan lancar.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar